selamat datang

Assalamualaikum warahmatullohi wabarakatu. Slamat datang saya ucapkan kepada para pengunjung blog yang sederhana ini. Disini saya mengharapkan kepada para pengunjung agar memberikan komentarnya yang bertujuan memperbaiki maupun meningkatkan karya penulis.

salam manis saya ucapkan kembali kepada para pengunjung.... Smoga kita menjadi orang-orang sukses.

saya akhiri dengan fastabiqul khoiroj Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatu.

Rabu, 27 April 2011

artikelku


PERANAN INOVASI DALAM DUNIA PENDIDIKAN
FRANS REZEKI RAMADANSYAH
Abstak            :
Pembelajaran adalah inti dari pendidikan. Sebagai suatu sistem, pendidikan terdiri dari beberapa bagian atau subsistem yang saling berinteraksi. Pendekatan sistem telah dipergunakan dalam menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi proses pendidikan. Pendekatan sistem ini merupakan suatu cara yang logis dalam upaya mengatasi berbagai persoalan yang terkait dengan pendidikan, yang meliputi berbagai komponen seperti standar kurikulum, pengajar, jadwal kegiatan pembelajaran, instrumen evaluasi, bahan ajar, serta sarana dan prasarana (Klaus, 1969).
Di artikel ini penulis akan menjelaskan betapa pentingnya pendidikan bagi kita semua. Yang diangkat disini adalah faktor dari dalam yakni diri manusia itu sendiri yakni inovasi yang akan kita tingkatkan untuk meningkatkan inovasi itu dari dalam diri kita sendiri.
Disini kita akan mengetahui berbagai cara mengelolah motivasi agar dunia pendidikan khususnya di Indonesia dapat lebih baik untuk menuju Indonesia bebas dari kebodohan. Mulai dari faktor khasanah inovasi itu sendiri, meningkatkan rasional siswa dan pembelajaran berbasis budaya. Anda penasaran baca artikel  ini lalu komemtari, mari kita lihat seterusnya. 
Kata Kunci     : Inovasi, pembelajaran, dan rasional.
Pendahuluan             :
            Bismillahirrohmanirrohim puji syukur penulis ucapkan kepada tuhan Yang Maha Esa yang mana telah memberikan kesehatan dan kesempatan untuk menyelesaikan Tulisan yang sederhana ini jika tampa kekuasaannya penulis mungkin tidak dapat menulis ini dengan selesai dan atas petunjukNya jualah penulis dapat memberikan judul yang tidak seberapa ini. Semoga tulisan ini dapat menambah ilmu pengetahuan kita semua.
            Kita ketahui sendiri bahwasanya dunia pendidikan tidak akan bias bergeak bila tidak didorong dengan kemauan belajar para peserta didik maupun pendidik. Alngkah riskannya bila Negara ini di pimpin oleh orang-orang yang hanya mementingkan dirinya sendiri untuk meraup keuntungan maupun untuk memperkaya dirinya sendiri. Untuk itu saya sebaagai penulis menyarankan kepada kita semua khususnya para tenaga ahli dalam proses belajar mengajar harus menimbulkan inovasi kepada peeserta didik agar mereka semangat untuk menuntut ilmu tampa paksaan dari pihak manapun.
            Pada tulisan ini penulis berharap besar kepada pembaca yang berminat untuk membaca lembaran ini agar mau mengimplementasikan hal-hal apa saja yang terkait dengan tulisan ini dengan berharap agar dunia pendidikan di dunia ini khususnya di Indonesia yang tercinta ini. Dalam tulisan ini akan diunkap habis tentang bagaimana cara menimbulkan ataupun menyalurkan inovasi kepada peserta didik kita. Dan penulis sangat berharap banyak kepada pembaca agar memberikan masukan maupun kritikan yang bertujuan untuk membangun penulis agar dapat menulis dengan lebih baik lagi.
Pembahasan  :
Kita ketahui sendiri bahwasanya dunia pendidikan tidak akan bias bergeak bila tidak didorong dengan kemauan belajar para peserta didik maupun pendidik. Alngkah riskannya bila Negara ini di pimpin oleh orang-orang yang hanya mementingkan dirinya sendiri untuk meraup keuntungan maupun untuk memperkaya dirinya sendiri. Untuk itu saya sebaagai penulis menyarankan kepada kita semua khususnya para tenaga ahli dalam proses belajar mengajar harus menimbulkan inovasi kepada peeserta didik agar mereka semangat untuk menuntut ilmu tampa paksaan dari pihak manapun.
Disini akan dijelaskan beberapa factor untuk menunjang bahkam memancing inovasi itu dapat dikeluarkan setiap peserta didik tersebut diantaranya adalah: pembelajaran berbasis budaya, proses pembudayaan, sistem dan sub sistem pembelajaran,dan hakikat inovasi.
  1. Pembelajaran Berbasis Budaya
Proses belajar dapat terjadi di mana dan kapan saja sepanjang hayat. Sekolah merupakan salah satu tempat proses belajar terjadi. Sekolah merupakan tempat kebudayaan, karena pada dasarnya proses belajar merupakan proses pembudayaan. Dalam hal ini, proses pembudayaan di sekolah adalah untuk pencapaian akademik siswa, untuk membudayakan sikap, pengetahuan, keterampilan dan tradisi yang ada dalam suatu komunitas budaya, serta untuk mengembangkan budaya dalam suatu komunitas melalui pencapaian akademik siswa.
Disini kita dituntut untuk mengajar kepada peserta didik tentang budaya agar mereka termotifasi untuk menciptakan karya baru ataupun inovasi-inovasi baru untuk menunjangkekreatifan mereka. Kita bukan hanya dituntut untuk mengajari mereka tentang budaya tapi kita juga mengajari mereka tentang bagaimana pengaplikasian budaya kepada cara pembelajaran kita.
Dengan demikian, belajar budaya merupakan proses belajar satu kesatuan yang utuh dan menyeluruh dari beragam perwujudan yang dihasilkan dan atau berlaku dalam suatu komunitas. Matapelajaran yang disuguhkan dalam kurikulum dan diajarkan kepada siswa di kelas, sebagai pola pikir ilmiah, merupakan salah satu perwujudan budaya, sebagai bagian dari budaya. Bahkan, Gray (1999) menyatakan bahwa kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan mencerminkan pencapaian upaya manusia pada saat tertentu yang berbasis pada budaya saat itu.

  1. Proses Pembudayaan
Proses pembudayaan terjadi dalam bentuk pewarisan tradisi budaya dari satu generasi kepada generasi berikutnya dan adopsi tradisi budaya oleh orang yang belum mengetahui budaya tersebut sebelumnya. Pewarisan tradisi budaya dikenal sebagai proses enkulturasi (enculturation) sedangkan adopsi tradisi budaya dikenal sebagai proses akulturasi (aculturation). Ke dua proses tersebut berujung pada pembentukan budaya dalam suatu komunitas.
            Proses pembudayaan enkulturasi biasanya terjadi secara informal dalam keluarga, komunitas budaya suatu suku, atau budaya suatu wilajah. Proses pembudayaan enkulturasi dilakukan oleh orang tua atau orang yang dianggap senior terhadap anak-anak, atau terhadap orang yang dianggap lebih muda. Tata krama, adat istiadat, keterampilan suatu
suku/keluarga biasanya diturunkan kepada generasi berikutnya melalui proses enkulturasi.
            Dengan demikian proses pembudayaan sangatlah penting dikarenakan itu merupakan sebagai tolak ukur bagi siswa atau pesrta didik untuk memulai mempelajari menciptakan inovasi-inovsi terbaru yang mungkin tidak terpikirkan orang lain tapi dia memikirkan itu. Dan tugas kita disini adalah menjaga konsistensinya terhadap sesuatu dengan proses pembudayaan. Pepatah mengatakan budaya itu belum tentu baik tapi yang baik itu teruslah dibudayakan.

  1. Sistem dan Sub Sistem Pembelajaran
            Pembelajaran merupakan inti proses pendidikan, dan oleh sebab itu upaya peningkatan kualitas pendidikan perlu difokuskan pada kualitas pembelajaran. Dalam suatu sistem pendidikan, subsistem pembelajaran memegang peran kunci. Subsistem pembelajaran meliputi beberapa komponen sebagai berikut: peserta didik; pengajar; materi dan bahan; metode, strategi dan pendekatan; media; sarana dan prasarana; biaya; dan kurikulum tersembunyi. Komponen-komponen tersebut saling berinteraksi, melengkapi dan integrasi, dan bukan merupakan komponen yang terpisah, berdiri sendiri, dan tidak saling tergantung satu sama lain. Sebagai suatu komponen yang terintegrasi, semua komponen tersebut harus terpenuhi dengan baik.
            Peserta didik. Komponen peserta didik adalah salah satu komponen terpenting karena adanya kebutuhan peserta didik inilah yang memicu suatu proses pembelajaran. Peserta didik merupakan input suatu proses pendidikan yang harus ditransformasikan menjadi lulusan yang berpengetahuan luas, kompeten, berketerampilan tinggi, serta memiliki sikap dan perilaku yang sesuai dengan norma di dalam masyarakat tempat mereka berada.
            Pengajar. Pengajar memiliki peran strategis dalam proses pembelajaran karena fungsinya sebagai nara sumber dan/atau fasilitator dalam proses pembelajaran.
            Materi dan bahan. Materi dan bahan ajar didasarkan pada tujuan pembelajaran dan kurikulum yang telah disepakati. Bahan pembelajaran berperan penting dalam proses pendidikan yang bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta didik, menumbuhkan sikap yang positif terhadap lingkungan atau dunia tempat tinggalnya,
            Media. Media berfungsi membantu peserta didik dan pengajar dalam menciptakan suatu proses pembelajaran yang efektif. Pemilihan media pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan karakteristik materi yang diajarkan dapat membantu pencapaian tujuan pembelajaran secara efektif.
            Sarana dan prasarana. Proses pembelajaran tidak akan dapat berlangsung dengan baik tanpa tersedianya sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung proses pembelajaran yang efektif. Sarana dan prasarana ini dapat berupa perangkat keras maupun perangkat lunak.
            Biaya. Salah satu subsistem dalam pembelajaran adalah biaya. Ketersediaan biaya yang dapat menunjang kebutuhan setiap subsistem merupakan unsur penentu tercapainya kualitas pembelajaran.


            Kurikulum tersembunyi. Dalam proses pembelajaran satu hal yang penting pula adalah adanya kurikulum tersembunyi. Pada dasarnya peserta didik tidak hanya belajar dari materi dan bahan ajar yang disampaikan oleh pengajar di dalam kelas. Keseluruhan lingkungan sekolah, interaksi antar peserta didik dan antara pengajar dengan peserta didik,
  1. Hakikat Inovasi
                Inovasi. Inovasi adalah suatu objek atau gagasan yang dianggap baru oleh individu atau unit yang mengadopsi. Kebaruan ini mungkin menyangkut pengetahuan, sikap, dan adopsi atau penolakan terhadap gagasan tersebut. Inovasi dapat berupa gagasan, benda, atau teknologi yang dipandang baru oleh yang akan menerima inovasi tersebut. Kebaruan tersebut dapat pada tingkat ‘ketahuan’, tingkat sikap kesiapan untuk menerima, atau tingkat perilaku penerapannya. Seandainya suatu inovasi diterima oleh suatu lingkungan pendidikan, apakah otomatis inovasi tersebut benar-benar diterapkan oleh setiap warga pendidikan dalam bekerja sehari-hari? Jawabnya adalah belum tentu, bahkan pasti tidak otomatis. Lalu, apa strategi yang jitu untuk menerapkan inovasi secara efektif? Secara teoritis, pertanyaan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana strategi difusi inovasi yang efektif dan efisien tersebut? Jitu atau tidaknya strategi tersebut akan menentukan terjadi tidaknya perubahan ke arah perbaikan atau perubahan yang diharapkan.
            Hal inilah yang paling penting dalam pembentukan karakter peserta didik untuk menciptakan inovasi-inovasi baru yang akan membuat Negara kita bebas dari pembodohan yang selama ini kita bangga-banggakan.jadi marilah kita tanamkan mulai dari diri kita hingga keorang lain agar kita dapat membangun Negara yang sejahterera dan berilmu.

Kesimpulan    :
            Mari kita ubah sistem pengajaran kita dengan system pengembangan inovasi kepada para siswa atau para peserta didik kita agar kemampuan berfikirnya tidak hanya sebatas dapat dari buku maupun dari guru bahkan para pesrta didik dapat mengembangkannya dangan mencari gagasan-gagasan baru diluar sana.


            Dan kita sebagai guru pengajar jangan hanya diam saja yang tau hanya mengajar dan mengajar tapi coba kita berikan contoh kepada peserta didik kita agar mereka termotovasi intuk melakukan apa yang telah kita perbuat sebelumnya bahkan mereka mungkin akan lebih hebat dari pada kita. Jangan mudah putus asa memberikan motivasi-motivasi kepada mereka. Semoga tulisan ini bermamfaat bagi penulis dan bagi kita semua. 

Daftar pustaka:
Sardjiyo, Pannen Paulina.September 2005 PEMBELAJARAN BERBASIS BUDAYA:
MODEL INOVASI PEMBELAJARAN DAN IMPLEMENTASI KURIKULUM BERBASIS  KOMPETENSI Jurnal Pendidikan, Vol.6, No.2.

 Zuhairi Amin, Suparman Atwi. Maret 2004 KHASANAH INOVASI, DIFUSI INOVASI, DAN IMPLIKASI INOVASI TERHADAP KUALITAS PEMBELAJARAN Jurnal Pendidikan, Vol.5, No. 1,
Ranli norhannan dan abdul hamid jamliah.2006 motivasi guru sekolah menengah.jurnal pendidiakan 53-69:31