Cahaya Isra’
Sebelum sosokmu hijrah ke Madinah…
Kau hadiahi kami sebait kisah…
Tentang perjalanan semalam yang kami imani.
Antara Masjidil Haram dan Masjidil Aqsha…
Oh… itu luar biasa!
Sebuah ujian keimanan untukku, untuk kami…
Dan, kami akan berjuang…
Mengimani peristiwa-peristiwamu…
Yaa Rasulullah
Cahaya Isra’ akan mengalir dalam helai napasku…
Disini…
Di jiwa ini…
Bercahaya dan bersinar seperti kerlipnya bintang…
Membuktikan kisah keimanan diri
Padamu, ya Rasulku
Cahaya Isra’ akan tentram selalu dihati
Membuktikan kebesaran Allah….
Allah yang kusayangi.
Iman dalam Mi’raj
Sebuah puisi hati….
Tentang aroma keimanan
Sebuah puisi malam…
Yang mengajari kepercayaan
Terhadap seseorang…
Laki-laki suri tauladan
Yang senyumnya indah merekah bak sinar mentari
Yang akhlaknya mulia melebihi intan permata
Sebuah puisi keyakinan…
Tentang arti sebuah perjalanan.
Yang Sang pemilik hujan anugerahkan padanya,
pada pria shaleh itu..
Pada Rasulullah…
Mi’raj ajari manusia untuk bersujud pada sang
Rabbi…
Allah Swt…
Mi’raj ajari kaum muslim mencintai Tuhan-Nya
Merindukan kasih pertemuan dengan pencipta-Nya
Allah Swt…
Dan, ini sebuah puisi keimanan…
Yang hanya bisa dicerna dengan bisikan hati
bersih…
Bukan dengki atau munafik
Sebuah perjalanan ke Sidratul Muntaha yang penuh
berkah
Memberikan ketajaman jiwa…
Ya, pada hati ini…
Pada jiwa ini…
Tentang sebuah keimanan, yang harus tumbuh
mengakar di sukma ini…
Hingga kelak bertemu dengan sang Illahi.