PENINGKATAN KUALITAS
BELAJAR MENGAJAR DENGAN CARA PENGEMBANGAN KREATIFITAS DI DUNIA PENDIDIKAN
Frans Rezeki Ramadansyah
Abstrak :
Pendidikan khususnya di negeri yang
kita cintai ini sangat memperhatinkan itu disebabkan banyaknya pihak yang tidak
tau menau mengenai pensisikan ini. Sangat disayangkan bila gara-gara kurang
perhatiannya kita terhadap dunia pendidikan membuat kita kehilangan generasi
yang berpendidikan apabila generasi penerus kita tidak diberi pendidikan yang
layak Negara yang kita banggakan ini mau jadi apa? Apa kita mau dijajah Negara
lain? Apa kita menginginkan bila orang-orang yang ada dinegara ini menjadi babu
terus-menerus? Jika tidak mari kita perbaiki mulai dari sekarang pendidikan
kita.
Agar para anak cucu kita tidak
ketinggalan dengan anak-anak Negara lain sehingga mereka dapat berkarya dan
bahkan memcatatkan nama Negara keposisi yang di hsormati Negara –negara lain.
Mari kita perbaiki mulai dari yang kecil dulu yakni orang yang bekualaitas,
guru yang berkualaitas hingga system pembelajaran yang berkualaitas. Di tulisan
ini akan dikualas habis mengenai hal tersebut.
Kata Kunci : kualitas, kreatifitas,
pendidikan.
Pendahuluan :
Puji
syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang
Maha Esa karenaNya lah tulisan yang sederhana ini dapat di selesaikan dengan
tepat waktu dan semoga tulisan ini dapat membuat kita lebih baik lagi dari yang
sebelumnya.
Disini akan di ungkit beberapa
faktor yang dapat membuat dunia pendidikan yang ada di Indonesia ini dapat
,lebih maju bahkan lebih baik dari Negara- Negara yang telah maju sebelumnya.
Bebelrapa faktor diantaranya adalah: faktor kreatifitas dalam kemampuan membaca
dan menulis dimulai dari tingkat sekolah dasar, lalu menyaipkan guru yang
berkualitas dengan pendekatan mikro teaching, dan pendidik yang kreatif sebagai
teras trasformasi di dunia pendidikan khususnya di Indonesia yang kita cintai
ini.
Pembahasan :
Seperti
mana yang telah di tuliskan diatas bahwa kia butuh reformasi pendidikan agar
pendidikan di Indonesia ini dapat lebih baik lagi. Pada alinea ke 3 dalam UUD
1945 dikatakan kita harus ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa hal ini
memang tidak lepas dari kebijakan pemerintah yang trelah memberikan 20% dari
pendapatan APBD disalurkan kepada dunia pendidikan. Itu merupakan langkah awal
untuk membantu pendidikan di Negara ini lebih baik lagi. Tapi perlu kita
ketahui bahwa dengan uang saja pendidikan tidak akan maju perlu usaha yankni
meningkatkan kreatifitas para peserta didik agar mampu menciptakan
inovasi-inovsi terbaru untuk perkembangan negara ini.
Terobosan yang pertama adalah dengan
beberapa faktor yang dijelaskan di bawah ini. Anda penasaran? Mari kita
telusuri!
1.
Faktor
Kreatifitas dalam Kemampuan Membaca dan Menulis
Faktor
ini sangat berpengaruh terhadap maju atau tidaknya pendidikan di Negara
tersebut. Kita ketahui bahwa kegiatan membaca merupakan kegiatan yang paling
mudah untuk mendapat maupun memahami ilmu tersebut. Dan kegiatan menulis juga
sangat berpengaruh karena kegiatan ini adalah kegiatan yang mana apabila kita
telah membaca kita harus dapat menuliskannya itu bertujuan agar kita lebih
memahami dan bahkan kit adapt membuat metode terbaru setelah kita melakukan
kegiatan menulis. Adapun faktor-faktornya adalah:
Faktor kreatifitas dalam membaca
yakni Hasil uji statistik menunjukkan
hal-hal sebagai berikut. Pertama, hipotesis nol yang berbunyi tidak ada perbedaan
yang signifikan antara tingkat kreativitas siswa kelas 5 SD Islam Sabilillah
Malang yang laki-laki dan yang perempuan
dinyatakan diterima. Dengan diterimanya hipotesis nol berarti tidak ada
perbedaan yang signifikan antara tingkat kreativitas siswa laki laki dan perempuan,
meskipun siswa perempuan memiliki rata-rata kreativitas lebih tinggi
dibandingkan dengan siswa laki-laki, yakni 66,52 B 64,42 = 1,80
point.
Kedua ialah, hipotesis nol yang berbunyi tidak ada perbedaan
yang dignifikan antara tingkat kemampuan membaca siswa kelas 5 SD Islam
Sabilillah Malang yang laki-laki dan yang perempuan dinyatakan diterima. Dengan
diterimanya hipotesis
nol ini berarti bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan
antara tingkat kemampuan
menulis siswa laki-laki dan siswa perempuan. Meskipun skor kemampuan membaca siswa perempuan
lebih tinggi dibandingkan dengan rerata skor siswa laki-laki, tetapi secara statistik
perbedaan tersebut
tidak signifikan.
Faktor
kreatifitas dalam menulis
adalah uji statistik menunjukkan hasil berikut. Pertama, hipotesis nol yang berbunyi tidak ada perbedaan
yang signifikan antara tingkat kemampuan menulis siswa kelas 5 SD Islam
Sabilillah Malang yang laki-laki dan Yang perempuan dinyatakan ditolak. Dengan
ditolaknya hipotesis nol ini berarti bahwa ada perbedaan yang signifikan antara
tingkat kemampuan menulis siswa kelas 5 SD Islam Sabilillah Malang yang
laki-laki dan yang perempuan. Kemampuan menulis siswa perempuan lebih tinggi
dibandingkan dengan kemampuan menulis siswa laki-laki.
Kedua, hipotesis nol yang berbunyi tidak ada perbedaanyang signifikan
antara tingkat kemampuan menulis siswa kelas 5 SD Islam Sabilillah Malang yang
kreatif dan yang kurang kreatif dinyatakan ditolak. Dengan ditolaknya hipotesis
nol ini berarti bahwa ada perbedaan yang signifikan antara tingkat kemampuan
menulis siswa kreatif dan siswa kurang kreatif.
Ketiga, hipotesis nol yang berbunyi tidak ada pengaruh interaksi yang
signifikan tingkat kreativitas dan gender terhadap kemampuan menulis siswa
kelas 5 SD Islam Sabilillah Malang dinyatakan ditolak. Dengan ditolaknya
hipotesis nol ini berarti bahwa ada pengaruh interaksi yang signifikan tingkat
kreativitas dan gender terhadap kemampuan menulis. Faktor kreativitas dan faktor
gender secara bersama-sama berpe-ngaruh terhadap kemampuan menulis.
Inilah faktor
yang utama dalam reformasi pendidikan di Negara ini. Khususnya faktor dalam
kegiatan kreatifitas membaca dan menulis sehingga kita akan meneruskan ke
faktor yang lain.
2. Faktor
Menyiapkan Guru Yang Berkualitas
Faktor ini
merupakan salah satu yang utama dalam pembentukan maupun pengembangan dunia
pendidikan yang ada di dunia khususnya di Indonesia karena pepatan
mengatakan “tidak ada di dunia ini orang
yang bodoh hanya ia tidak mendapatkan guru yang baik” jadi dapat dikatakan
peran guru maupun para tenaga pengajar sangatlah berperan karena jika tampanya
bagaiman bias berjalan proses belajar mengajar dengan baik. Tapi yang di
jelaskan disini adalah bagaimana menyiapkan guru yang berkualitas yang akan
mengajar pera peserta didik yang kreatif. Mari kita terusuri lebih lanjut lagi.
Adapun faktor untuk menyiapkan guru yang
berkualitas dengan cara pendekatan mikro teaching yakni pengajaran kecil.
Disini para calon guru akan dilatih
bagaimana cara mengajar yang baik itu. Seorang guru yang ideal menurut Uzer Usman (1992) mempunyai tugas
pokok yaitu mendidik, mengajar dan melatih. Oleh karena itu seorang guru harus
memiliki kompetensi. Dalam profesi keguruan kita mengenal istilah kompetensi.
Kompetensi itulah yang digunakan untuk menilai apakah seorang guru berkualitas
atau tidak. Ada tiga kompetensi yang harus dimiliki guru, yaitu: (1) kompetensi
personal, (2) kompetensi sosial, dan (3) kompetensi profesional.
Kompetensi personal lebih menunjukkan
pada kematangan pribadi. Di sini aspek mental dan emosional harus benar-benar
terjaga. Kompetensi social lebih menunjukkan pada kemampuan guru untuk
berelasi, berinteraksi. Guru memperlihatkan keluwesan dalam pergaulan dengan
siswa, kepala sekolah, dan juga teman sejawat di tempat ia mengajar. Guru bisa
menciptakan persahabatan yang baik. Keberadaannya memberi manfaat yang positif.
Sedangkan kompetensi profesional lebih menunjukkan pada kemampuan yang dimiliki
guru sebagai pengajar yang baik.
Raka Joni (1979) berdasarkan Komisi
Kurikulum Bersama P3G menetapkan dan merumuskan bahwa kompetensi profesional
guru di Indonesia terdiri atas 10 kompetensi, yakni: (1) menguasai bahan
pelajaran; (2) mengelola program pembelajaran; (3) mengelola kelas; (4)
menggunakan media dan sumber belajar; (5) menguasai landasan pendidikan; (6)
mengelola interaksi belajar mengajar; (7) menilai prestasi belajar; (8)
mengenal fungsi dan layanan bimbingan dan penyuluhan; (9) mengenal dan
menyelenggarakan administrasi sekolah; dan (10) memahami dan menafsirkan hasil
penelitian guna keperluan pengajaran.
Dari kesepuluh kompetensi profesional
itu menurut hemat penulis dapat dirangkum menjadi dua kompetensi yang paling
utama, yaitu menguasai bahan pelajaran dan dapat mengajarkannya dengan jelas
dan menarik. Kedua kompetensi inilah dalam kondisi objektif belum terpenuhi.
Mungkin kita pernah mendengar komentar, “Si guru A itu hebat benar penguasaan
materinya tetapi tidak bisa mengajar”, atau sebaliknya, “Si guru B itu pandai mengajar
tetapi minim penguasaan materi”.
Inilah penjelasan mengenai faktor
menyiapkan guru yang berkualitas dengan metode pendekatan pengajaran mikro
teaching dengan metode kita dapat lebin mudah menyiapkan guru yang berkualitas
pastinya.
3.
Pendidik Kreatif Sebagai Teras Transformasi Dunia Pendidikan
Dan
faktor yang terakhir adalah pendidik yang kreatif sebagai teras
transformasi bagi dunia pendidikan. Mengapa dikatakan sebagai teras ini
dikarenakan pendidik sebagai batu loncatan bagi dunia pendidikan. Yang jadi
pertanyaan adalah pendidik yang bagaimana yang dapat menjadi teras
transformasi? Jawabannya adalah pendidik yang kreatif yang dapat membentuk para
peserta didiknya menjadi orang-orang yang pintar, bukan hanya itu ia juga dapat
membentuk peserta didik yang kreatif juga.
Literasi kreatif amat penting dalam
dunia pendidikan kerana ia mampu melahirkan sebuah citra masyarakat kreatif
(creative society) dan negara kreatif (creative nation). Temapt terbaik
memupuk semangat kreativiti seperti
inkuiri, kreativiti dan diskoveri pada pelabagai tahap pelajar adalah menerusi
pembelajaran dan pengajaran; sama ada dalam pembelajaran formal mahu pun bukan
formal. Di Malaysia, potensi untuk melahirkan manusia yang kreatif dan inovatif
ini terpancar dalam Falsafah pendidikan Kebangsaan serta pengaplikasiannya
dalam pedagogi dan kurikulum mata pelajaran (Abd. Rahim, 1999).
Pendidik kreatif memainkan peranan yang
amat penting sejak di alam prasekolah. Pada tahap
prasekolah kanak-kanak telah didedahkan dengan pelbagai elemen pembelajaran. Pada tahap ini sifat dan sikap kanak-kanak
untuk belajar tentang sesuatu yang belum
diketahuinya sangat tinggi dan kesan terhadap pembelajaran pada ketika ini
juga amat penting untuk kanak-kanak tersebut membina
kekuatan dan kepintaran pikirannya.
Oleh karena itu para pendidik zaman
sekarang jangan terbuai atas uang yang kita dapatkan dari pekerjaan kita
sebagai pendidik tapi marilah kita contoh flim “ Laskar Pelangi” mereka adalah
guru yang kokoh serta ikhlas yang mana mereka mau membantu para peserta didik
yang tidak mampu agar mendapatkan ilmu pengetahuan yang besar. Mari kita contoh
mereka dan sekarang niatkan dalam hati kita bersama bahwa kelak bila jadi guru
kita tidak akan memandang materi tapi bagaiman caranya agar generasi penerus
tidak adalagi yang buta huruf dan mari kita tingkatkan pendidikan di Negara
kita ini. Semangatlah wahai calon guru jangan mudah menyerah semoga kita semua
menjadi guru yang kreatif.
Kesimpulan :
Pendidik
kreatif memainkan peranan yang amat penting sejak di alam prasekolah. Pada tahap
prasekolah kanak-kanak telah didedahkan dengan pelbagai elemen pembelajaran. Pada tahap ini sifat dan sikap kanak-kanak
untuk belajar tentang sesuatu yang belum
diketahuinya sangat tinggi dan kesan terhadap pembelajaran pada ketika ini
juga amat penting untuk kanak-kanak tersebut membina
kekuatan dan kepintaran pikirannya.
Jadi mari kita
tingkatkan kekretifan kita agar bangsa ini melahirkan orang-orang dapt merubah
dunia dan dapat mengharumkan nama bangsa di dalam maupun di luar negeri. Dan
mari kita selamatkan anak bangsa dari kebodohan agar bangsa kita ini bebas dari
kebodohan. Jika slogan pemadam kebakaran adalah” jangan pulang sebelum padam”
penulis membuat slogan bagi kita calon guru “ jangan pulang sebelum semua orang
tau dan pintar ( kreatif ). Semoga tulisan ini bermamfaat bagi saya dan
bermamfqaat bagi kita semua. Jika ada kritik dan saran yang bersifat membangun
tulisan ini saya sebagai penulis mengharapkannya. Kepada Allah saya mohon ampun
kepada semua pembaca saya mohon dimaafkan atas penulisan yang menurut pembaca
salah saya mohon dimaafkan.
Daftar Pustaka :
Ø Khalid Esa dkk.2004.pendidik kreatif sebagai teras transformasi
dunia pendidikan,Malasya.Fak.
pengurus dan pembangun sumber manusia. Universitas Teknologi Malasya.
Ø Kwartolo yuli SPd.2005.menyiapkan guru yang berkualitas dengan
pendekatan mikro teaching,Jakarta. jurnal pendidikan penabur.
Ø Rofiuddin Ahmad.2003.faktor kreatifitas dalam kemampuan membaca
dan menulis,Malang. Fak. Pend. Bahasa
dan Sastra UNM.