selamat datang

Assalamualaikum warahmatullohi wabarakatu. Slamat datang saya ucapkan kepada para pengunjung blog yang sederhana ini. Disini saya mengharapkan kepada para pengunjung agar memberikan komentarnya yang bertujuan memperbaiki maupun meningkatkan karya penulis.

salam manis saya ucapkan kembali kepada para pengunjung.... Smoga kita menjadi orang-orang sukses.

saya akhiri dengan fastabiqul khoiroj Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatu.

Sabtu, 18 Juni 2011

jurnal pendidikan


PENINGKATAN KUALITAS BELAJAR MENGAJAR DENGAN CARA PENGEMBANGAN KREATIFITAS DI DUNIA PENDIDIKAN
Frans Rezeki Ramadansyah
Abstrak                      :
            Pendidikan khususnya di negeri yang kita cintai ini sangat memperhatinkan itu disebabkan banyaknya pihak yang tidak tau menau mengenai pensisikan ini. Sangat disayangkan bila gara-gara kurang perhatiannya kita terhadap dunia pendidikan membuat kita kehilangan generasi yang berpendidikan apabila generasi penerus kita tidak diberi pendidikan yang layak Negara yang kita banggakan ini mau jadi apa? Apa kita mau dijajah Negara lain? Apa kita menginginkan bila orang-orang yang ada dinegara ini menjadi babu terus-menerus? Jika tidak mari kita perbaiki mulai dari sekarang pendidikan kita.
            Agar para anak cucu kita tidak ketinggalan dengan anak-anak Negara lain sehingga mereka dapat berkarya dan bahkan memcatatkan nama Negara keposisi yang di hsormati Negara –negara lain. Mari kita perbaiki mulai dari yang kecil dulu yakni orang yang bekualaitas, guru yang berkualaitas hingga system pembelajaran yang berkualaitas. Di tulisan ini akan dikualas habis mengenai hal tersebut.
Kata Kunci                 : kualitas, kreatifitas, pendidikan.
Pendahuluan             :
            Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah  Yang Maha Esa karenaNya lah tulisan yang sederhana ini dapat di selesaikan dengan tepat waktu dan semoga tulisan ini dapat membuat kita lebih baik lagi dari yang sebelumnya.
            Disini akan di ungkit beberapa faktor yang dapat membuat dunia pendidikan yang ada di Indonesia ini dapat ,lebih maju bahkan lebih baik dari Negara- Negara yang telah maju sebelumnya. Bebelrapa faktor diantaranya adalah: faktor kreatifitas dalam kemampuan membaca dan menulis dimulai dari tingkat sekolah dasar, lalu menyaipkan guru yang berkualitas dengan pendekatan mikro teaching, dan pendidik yang kreatif sebagai teras trasformasi di dunia pendidikan khususnya di Indonesia yang kita cintai ini.

Pembahasan              :
            Seperti mana yang telah di tuliskan diatas bahwa kia butuh reformasi pendidikan agar pendidikan di Indonesia ini dapat lebih baik lagi. Pada alinea ke 3 dalam UUD 1945 dikatakan kita harus ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa hal ini memang tidak lepas dari kebijakan pemerintah yang trelah memberikan 20% dari pendapatan APBD disalurkan kepada dunia pendidikan. Itu merupakan langkah awal untuk membantu pendidikan di Negara ini lebih baik lagi. Tapi perlu kita ketahui bahwa dengan uang saja pendidikan tidak akan maju perlu usaha yankni meningkatkan kreatifitas para peserta didik agar mampu menciptakan inovasi-inovsi terbaru untuk perkembangan negara ini.
            Terobosan yang pertama adalah dengan beberapa faktor yang dijelaskan di bawah ini. Anda penasaran? Mari kita telusuri!
1.      Faktor Kreatifitas dalam Kemampuan Membaca dan Menulis
Faktor ini sangat berpengaruh terhadap maju atau tidaknya pendidikan di Negara tersebut. Kita ketahui bahwa kegiatan membaca merupakan kegiatan yang paling mudah untuk mendapat maupun memahami ilmu tersebut. Dan kegiatan menulis juga sangat berpengaruh karena kegiatan ini adalah kegiatan yang mana apabila kita telah membaca kita harus dapat menuliskannya itu bertujuan agar kita lebih memahami dan bahkan kit adapt membuat metode terbaru setelah kita melakukan kegiatan menulis. Adapun faktor-faktornya adalah:
Faktor kreatifitas dalam membaca yakni Hasil uji statistik menunjukkan hal-hal sebagai berikut. Pertama, hipotesis nol yang berbunyi tidak ada perbedaan yang signifikan antara tingkat kreativitas siswa kelas 5 SD Islam Sabilillah Malang yang laki-laki dan yang perempuan  dinyatakan diterima. Dengan diterimanya hipotesis nol berarti tidak ada perbedaan yang signifikan antara tingkat kreativitas siswa laki laki dan perempuan, meskipun siswa perempuan memiliki rata-rata kreativitas lebih tinggi dibandingkan dengan siswa laki-laki, yakni 66,52 B 64,42 = 1,80 point.
Kedua ialah, hipotesis nol yang berbunyi tidak ada perbedaan yang dignifikan antara tingkat kemampuan membaca siswa kelas 5 SD Islam Sabilillah Malang yang laki-laki dan yang perempuan dinyatakan diterima. Dengan diterimanya hipotesis nol ini berarti bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara tingkat kemampuan menulis siswa laki-laki dan siswa perempuan. Meskipun skor kemampuan membaca siswa perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan rerata skor siswa laki-laki, tetapi secara statistik perbedaan tersebut tidak signifikan.
Faktor kreatifitas dalam menulis adalah uji statistik menunjukkan hasil berikut. Pertama, hipotesis nol yang berbunyi tidak ada perbedaan yang signifikan antara tingkat kemampuan menulis siswa kelas 5 SD Islam Sabilillah Malang yang laki-laki dan Yang perempuan dinyatakan ditolak. Dengan ditolaknya hipotesis nol ini berarti bahwa ada perbedaan yang signifikan antara tingkat kemampuan menulis siswa kelas 5 SD Islam Sabilillah Malang yang laki-laki dan yang perempuan. Kemampuan menulis siswa perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan menulis siswa laki-laki.
Kedua, hipotesis nol yang berbunyi tidak ada perbedaanyang signifikan antara tingkat kemampuan menulis siswa kelas 5 SD Islam Sabilillah Malang yang kreatif dan yang kurang kreatif dinyatakan ditolak. Dengan ditolaknya hipotesis nol ini berarti bahwa ada perbedaan yang signifikan antara tingkat kemampuan menulis siswa kreatif dan siswa kurang kreatif.
Ketiga, hipotesis nol yang berbunyi tidak ada pengaruh interaksi yang signifikan tingkat kreativitas dan gender terhadap kemampuan menulis siswa kelas 5 SD Islam Sabilillah Malang dinyatakan ditolak. Dengan ditolaknya hipotesis nol ini berarti bahwa ada pengaruh interaksi yang signifikan tingkat kreativitas dan gender terhadap kemampuan menulis. Faktor kreativitas dan faktor gender secara bersama-sama berpe-ngaruh terhadap kemampuan menulis.
Inilah faktor yang utama dalam reformasi pendidikan di Negara ini. Khususnya faktor dalam kegiatan kreatifitas membaca dan menulis sehingga kita akan meneruskan ke faktor yang lain.

2.      Faktor Menyiapkan Guru Yang Berkualitas
Faktor ini merupakan salah satu yang utama dalam pembentukan maupun pengembangan dunia pendidikan yang ada di dunia khususnya di Indonesia karena pepatan mengatakan  “tidak ada di dunia ini orang yang bodoh hanya ia tidak mendapatkan guru yang baik” jadi dapat dikatakan peran guru maupun para tenaga pengajar sangatlah berperan karena jika tampanya bagaiman bias berjalan proses belajar mengajar dengan baik. Tapi yang di jelaskan disini adalah bagaimana menyiapkan guru yang berkualitas yang akan mengajar pera peserta didik yang kreatif. Mari kita terusuri lebih lanjut lagi.


Adapun faktor untuk menyiapkan guru yang berkualitas dengan cara pendekatan mikro teaching yakni pengajaran kecil. Disini para  calon guru akan dilatih bagaimana cara mengajar yang baik itu. Seorang guru yang ideal menurut Uzer Usman (1992) mempunyai tugas pokok yaitu mendidik, mengajar dan melatih. Oleh karena itu seorang guru harus memiliki kompetensi. Dalam profesi keguruan kita mengenal istilah kompetensi. Kompetensi itulah yang digunakan untuk menilai apakah seorang guru berkualitas atau tidak. Ada tiga kompetensi yang harus dimiliki guru, yaitu: (1) kompetensi personal, (2) kompetensi sosial, dan (3) kompetensi profesional.
Kompetensi personal lebih menunjukkan pada kematangan pribadi. Di sini aspek mental dan emosional harus benar-benar terjaga. Kompetensi social lebih menunjukkan pada kemampuan guru untuk berelasi, berinteraksi. Guru memperlihatkan keluwesan dalam pergaulan dengan siswa, kepala sekolah, dan juga teman sejawat di tempat ia mengajar. Guru bisa menciptakan persahabatan yang baik. Keberadaannya memberi manfaat yang positif. Sedangkan kompetensi profesional lebih menunjukkan pada kemampuan yang dimiliki guru sebagai pengajar yang baik.
Raka Joni (1979) berdasarkan Komisi Kurikulum Bersama P3G menetapkan dan merumuskan bahwa kompetensi profesional guru di Indonesia terdiri atas 10 kompetensi, yakni: (1) menguasai bahan pelajaran; (2) mengelola program pembelajaran; (3) mengelola kelas; (4) menggunakan media dan sumber belajar; (5) menguasai landasan pendidikan; (6) mengelola interaksi belajar mengajar; (7) menilai prestasi belajar; (8) mengenal fungsi dan layanan bimbingan dan penyuluhan; (9) mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah; dan (10) memahami dan menafsirkan hasil penelitian guna keperluan pengajaran.
Dari kesepuluh kompetensi profesional itu menurut hemat penulis dapat dirangkum menjadi dua kompetensi yang paling utama, yaitu menguasai bahan pelajaran dan dapat mengajarkannya dengan jelas dan menarik. Kedua kompetensi inilah dalam kondisi objektif belum terpenuhi. Mungkin kita pernah mendengar komentar, “Si guru A itu hebat benar penguasaan materinya tetapi tidak bisa mengajar”, atau sebaliknya, “Si guru B itu pandai mengajar tetapi minim penguasaan materi”.
Inilah penjelasan mengenai faktor menyiapkan guru yang berkualitas dengan metode pendekatan pengajaran mikro teaching dengan metode kita dapat lebin mudah menyiapkan guru yang berkualitas pastinya.



3.      Pendidik Kreatif Sebagai Teras Transformasi Dunia Pendidikan
Dan  faktor yang terakhir adalah pendidik yang kreatif sebagai teras transformasi bagi dunia pendidikan. Mengapa dikatakan sebagai teras ini dikarenakan pendidik sebagai batu loncatan bagi dunia pendidikan. Yang jadi pertanyaan adalah pendidik yang bagaimana yang dapat menjadi teras transformasi? Jawabannya adalah pendidik yang kreatif yang dapat membentuk para peserta didiknya menjadi orang-orang yang pintar, bukan hanya itu ia juga dapat membentuk peserta didik yang kreatif juga.
Literasi kreatif amat penting dalam dunia pendidikan kerana ia mampu melahirkan sebuah citra masyarakat kreatif (creative society) dan negara kreatif (creative nation). Temapt terbaik memupuk  semangat kreativiti seperti inkuiri, kreativiti dan diskoveri pada pelabagai tahap pelajar adalah menerusi pembelajaran dan pengajaran; sama ada dalam pembelajaran formal mahu pun bukan formal. Di Malaysia, potensi untuk melahirkan manusia yang kreatif dan inovatif ini terpancar dalam Falsafah pendidikan Kebangsaan serta pengaplikasiannya dalam pedagogi dan kurikulum mata pelajaran (Abd. Rahim, 1999). 
Pendidik kreatif memainkan peranan yang amat penting sejak di alam prasekolah.  Pada tahap prasekolah kanak-kanak telah didedahkan dengan pelbagai elemen pembelajaran. Pada tahap ini sifat dan sikap kanak-kanak untuk belajar tentang sesuatu yang belum diketahuinya sangat tinggi dan kesan terhadap pembelajaran pada ketika ini juga amat penting untuk kanak-kanak tersebut membina kekuatan dan kepintaran pikirannya.
Oleh karena itu para pendidik zaman sekarang jangan terbuai atas uang yang kita dapatkan dari pekerjaan kita sebagai pendidik tapi marilah kita contoh flim “ Laskar Pelangi” mereka adalah guru yang kokoh serta ikhlas yang mana mereka mau membantu para peserta didik yang tidak mampu agar mendapatkan ilmu pengetahuan yang besar. Mari kita contoh mereka dan sekarang niatkan dalam hati kita bersama bahwa kelak bila jadi guru kita tidak akan memandang materi tapi bagaiman caranya agar generasi penerus tidak adalagi yang buta huruf dan mari kita tingkatkan pendidikan di Negara kita ini. Semangatlah wahai calon guru jangan mudah menyerah semoga kita semua menjadi guru yang kreatif.







Kesimpulan                :
 Pendidik kreatif memainkan peranan yang amat penting sejak di alam prasekolah.  Pada tahap prasekolah kanak-kanak telah didedahkan dengan pelbagai elemen pembelajaran. Pada tahap ini sifat dan sikap kanak-kanak untuk belajar tentang sesuatu yang belum diketahuinya sangat tinggi dan kesan terhadap pembelajaran pada ketika ini juga amat penting untuk kanak-kanak tersebut membina kekuatan dan kepintaran pikirannya.
            Jadi mari kita tingkatkan kekretifan kita agar bangsa ini melahirkan orang-orang dapt merubah dunia dan dapat mengharumkan nama bangsa di dalam maupun di luar negeri. Dan mari kita selamatkan anak bangsa dari kebodohan agar bangsa kita ini bebas dari kebodohan. Jika slogan pemadam kebakaran adalah” jangan pulang sebelum padam” penulis membuat slogan bagi kita calon guru “ jangan pulang sebelum semua orang tau dan pintar ( kreatif ). Semoga tulisan ini bermamfaat bagi saya dan bermamfqaat bagi kita semua. Jika ada kritik dan saran yang bersifat membangun tulisan ini saya sebagai penulis mengharapkannya. Kepada Allah saya mohon ampun kepada semua pembaca saya mohon dimaafkan atas penulisan yang menurut pembaca salah saya mohon dimaafkan.



Daftar Pustaka          :

Ø  Khalid Esa dkk.2004.pendidik kreatif sebagai teras transformasi dunia pendidikan,Malasya.Fak. pengurus dan pembangun sumber manusia. Universitas Teknologi Malasya.

Ø  Kwartolo yuli SPd.2005.menyiapkan guru yang berkualitas dengan pendekatan mikro teaching,Jakarta. jurnal pendidikan penabur.

Ø  Rofiuddin Ahmad.2003.faktor kreatifitas dalam kemampuan membaca dan menulis,Malang. Fak. Pend. Bahasa dan Sastra UNM.
  
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar